Kebutuhan temulawak dalam negri terus meningkat sejalan
dengan bertambahnya produsen obat tradisional dan berkembangnya pembuatan dari
bahan makanan dan minuman dari bahan baku ini. Bahkan temulawak sudah pula di
ekspor sejak sebelum perang . Padahal temulawak di Indonesia hanya merupakan
tanaman sela dengan penanganan secara tradisional dan produksinya minimal.
Sebagai obat tradisional temulawak paling umum digunakan /
dipakai sebagai bahan baku dalam pembuatan ramuan jamu yang dapat menyembuhkan
penyakit. Malah temulawak ini termasuk ke dalam 10 besar bahan jamu yang selalu
dipakai oleh pabrik jamu. Karena temulawak mempunyai
manfaat besar .
Menurut Clara Sunardi dan Rizali Usman, staf pengajar pada
Fak. MIPA Universitas Padjajaran temulawak bisa untuk obat kholagoga, anti inflamasi, anti
artritis, anti tertilitas, bakterisida, kholerese, kholekineese dan memperbaiki
pangkreas.
Menurut Nanan Nurdjanah, peneliti dari Balitro Bogor dalam
Makalahnya “Pengolahan Dan Perbaikan Mutu hasil Temulawak“ menjelaskan bahwa
temulawak selain dapat dibuat limun dan
bir bisa juga untuk makanan seperti bubur temulawak. Cuma yang ini belum
dikenal secara meluas. Bentuk pengolahan temulawak yang mudah dan sangat
populer adalah Instan Temulawak.
1.
Penyebaran
Temulawak mempunyai kemampuan adaptasi terhadap ketinggian
(altitude) . penanaman temulawak didataran rendah sampai sedang (240 – 450 m
dpl.) menurut Sudiarto hasilnya antara 13,02 – 14,60 ton/ha rimpang segar
sedangkan didataran tinggi (1200 m dpl.)
hasilnya Cuma 5,80 ton/ ha.
Hasil penelitian lain menunjukan bahwa pada suhu dan
intensitas penyinaran matahari yang lebih tinggi, saat panen temulawak akan
tercapai lebih awal. Di Lumajang ( 116 m dpl. ) produksi temulawak sebesar
10,69 ton / ha sudah bisa diperoleh umur 6 bulan, di Bogor ( 240 m dpl. )
produksi yang tinggi yaitu 18,25 ton / ha bisa dicapai pada usia 7 bulan dan
lembang ( 1200 m dpl ) produksi tertinggi 5,38 ton/ ha baru diperoleh umur 8
bulan.
2.
Syarat tumbuh
Temulawak dapat tumbuh di dataran rendah sampai ketinggian
1500 m dpl., namum paling ideal di tanaman di ketinggian ( 200 – 900 m dpl. ) .
temulawak menghendaki iklim panas sampai sedang, dengan kelembaban udara tinggi
dan tempat yang terbuka sampai sedikit terlindung . namun hasil optimal akan
diperoleh ditempat terbuka dengan penyinaran matahari penuh.
3.
Cara Bertanam
a.
Tanah
Tanah dengan pH 5 – 6,5 dan berastruktur gembur, remah, mengandung
banyak humus, dan berdrainase baik, sangat cocok untuk temulawak. Kondisi ini
akan memberikan keleluasaan bagi rimpang temulawak untuk bertumbuh kembang
dengan bebas. Jarak tanam temulawak 40 X 60 cm.
b.
Bibit dan Mengecambahkan bibit
Temulawak dapat diperbanyak dengan pemisahan rumpun atau dengan
rimpangnya. Cara pertama jarang dilakukan oleh petani, karena tidak praktis dan akan merusak
rimpangnya. Rimpang temulawak dapat digunakan untuk bibit asal ada mata tunasnya, tetapi
tidak semua mata tunas dapat menghasilkan tanaman yang baik. Ciri-ciri rimpang
yang baik digunakan untuk bibit bagus adalah, berasal dari tanaman temulawak
yang tidak terserang hama penyakit dan sudah tua. Minimal berumur 10 bulan,
kulit
mengkilat dan keras, rimpang tampak
mulus dan sehat.
c.
Rimpang
Rimpang yang baru dipanen
tidak boleh langsung di tanam, tetapi terlebih dulu dijemur, tidak sampai
kering dan disimpan sekitar satu bulan. Tujuan mengecambahkan adalah untuk
seleksi bibit dan menyeragamkan pertumbuhannya.
Ada beberapa cara mengecambahkannya antara lain : Simpan beberapa bulan
kemudian rimpang
dipatah-patahkan, dijemur ½ - 1 hari, sementara itu disiapkan cairan perendam
yang terdiri dari 30 gram Agrimicin yang dilarutkan dalam 100 liter air, untuk
menghambat infeksi bakteri. rimpang yang
telah dipotong-potong dan dijemur dimasukan kedalam karung berisi sekitar 10 kg
bibit. Kemudian bibit dalam karung dicelupkan dalam drum yang berisi cairan tadi selama
kurang lebih satu menit. Setiap 100 liter cairan tadi dapat digunakan untuk
mencelupkan 1 ton bibit. Untuk mempercepat bertunas, bisa juga setiap 100 liter
larutan ditambah sekitar 25 cc ZPT .
d.
Pemupukan : Pupuk dasar SP-36 200 – 600 kg/ha,
dan KCL 100 – 150 kg/ha, 20 – 25 ton/ha pupuk kandang matang. Urea diberikan
secara bertahap ( bersifat mudah menguap ) yaitu : seperlima bagian 140 kg/ha
diberikan saat tanam, berumur 2 bulan setelah tanama dan sisanya 4 bulan
setelah tanam .
Posting Komentar untuk "Budidaya Tanaman Temulawak (Curcuma xanthorrhiz)"