Pengamatan
adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk mendapatkan data atauketerangan
dengan jalan mengamati, malakukan perhitungan atau pengukuran terhadap obyek
yang diteliti. Pengamatn hama
tanaman adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan data tentang :
1.
Adanya hama tanaman
2.
Jenis hama ynag bersangkutan
3.
Tingkat kerusakan yang di akibatkannya, yang dinyatakan
dalam intensitas serangan hama.
4.
Luas daerah serangan
5.
Kapadatan populasi hama.
Pengamatan yang lebih penting adalah untuk mendeteksi dan memantau
perkembangan populasi organisme pengganggu tanaman dan kerusakan yang
diakibatkan pada tanaman serta faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Kepadatan populasi hama
adalah rerata jumlah individu OPT dalam stadium tertentu pada petak contoh
sesuai dengan metode pengamatan yang ditetapkan. Stadia OPT untuk menentukan
kapadatan populasi antara lain berupa imago, pupa, nimpa, larva, telur, spora,
tubuh buah, dan lain-lain sesuai dengan jenis OPT yang bersangkutan.
Intensitas serangan adalah derajat serangan OPT atau derajat kerusakan
tanaman yang disebabkan oloeh OPT.
Adapun bentuk penafsiran kepadatan populasi dibedakan menjadi 3 yaitu :
a.
Penafsiran populasi mutlak adalah mengamati langsung pada suatu habitat hama (tanah, tanaman, atau bagian tanaman dsb) yang
dinyatakan dalam satauan (unit) luas tanah atau habitat dari hama misalnya banyaknya wereng coklat tiap
rumpun padi atau banyaknya individu walang sangit dalam pertanaman seluas 1 m x
1 m.
b.
Penafsiran populasi relatif adalah untuk mengetahui
perubahan dari waktu ke waktu atau perbedaan dari suatu tempat dengan tenpat
lain. Metode dengan menggunakan jaringan serangga atau m,enggunakan perangkap
lampu, perangkap feromon atau jenis perangkap yang lain.
c.
Indeks populasi dilakukan terhadap hama yang bersembunyi pada sarangnya atau
berada pada tempat yang susah dijangkau. Dengan mengamati jumlah serangan atau
jumlah kotoran dapat dilakukan penafsiran terhadap populasi.
Penilaian
terhadap tingkat serangan hama baik berdasarkan
tingkat kepadatan populasi hama
maupun tingkat intensitas kerusakannya. Besarnya kerusaklan tanaman oleh hama merupakan fungsi
dari kepasdatan populasi, ciri prilaku makan, srta ciri biologi tanamannya
sendiri. Masing-masing faktor tersebut di pengaruhi oleh kondisi lingkungan
fisik maupun biotik.
Bentuk
maupun eratnya hibungan antara kapadatan populasi dengan kerusakan tanaman
tidak mudah ditentukan. Namun dengan tanpa mengetahui bentuk eratnya hubungan
antara kapadatan populasi dengan tingkat kerusakan, penilaian terhadap
kerusakan sangat di perlukan dalam kegiatan PHT. Biasanya pertanaman
berdasarkan penilaian tersebut dikategorikan menjadi :
a.
Pertanaman sehat : Pertanaman mengalami serangan hama mulai tidak ada sama
sekali sampai batas ambang ekonomi.
b.
Ringan : apabila pertanaman mengalami serangan hama mulai batas ambang
ekonomi sampai dibawah kerusakan 25 %
c.
Sedang : apabila pertanaman mengalami serangan hama mulai batas
kerusakan 25 % sampai dibawah 50 %
d.
Berat : apabila pertanaman mengalami serangan hama mulai batas
kerusakan 50 % sampai di bawah 85 %
e.
Puso : apabila pertanaman mengalami serangan hama mulai batas
kerusakan sama dengan atau lebih dari 85 %.
Data
mengenai tingkat kerusakan dapat dipergunakan untuk berbagai tujuan antara lain
adalah :
1.
Untuk menentukan status ekonomi suatu spesies hama
2.
Mengembangkan penentuan nilai ambang ekonomi
3.
Menilai efektivitas usaha pengendalaian yang telah
dilakukan.
4.
Menilai tingkat ketahanan tanaman.
Penilaian kerusakan tanaman umumnya dinyatakan dalam bentuk intensitas
kerusakan dalam persen. Pada serangan mutlak angka persen intensitas kerusakan
dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
I : (a/b) x 100 %
I : Intensitas
kerusakan (%)
a : Banyaknya tanaman atau
bagian tanaman yang terserang hama dari sampel yang diamati
b : Banyaknya tanaman atau bagian tanaman sample yang diamati.
Namun tidak semua bentuk kerusakan dapat diperhitungkan dengan rumus
tersebut, seringkali bentuk kerusakan yang tidak langsung (serangan tidak
mutlak) atau mengalami kerusakan bertahap maka penilaian intensitas kerusakan
dilakukan dengan pemberian skor yang menunjukan tahap kerusakan.
Nilai skor kerusakan
bertahap misalnya :
0 = tidak ada
kerusakan
1 = tingkat
kerusakan 1 – 20 %
3 = tingkat
kerusakan 21 – 40 %
5 = tingkat
kerusakan 41 – 69 %
7 = tingkat
kerusakan 61 – 80 %
9 = tingkat
kerusakan lebih 80 %
Selanjutnya untuk menghitung intensitas kerusakan dengan rumus :
I = ∑ (ni x vi)x 100 %
Z x N
I = intensitas serangan
Ni = banyaknya tanaman, bagian
tanaman yang terserang pada skor ke 1
Vi = nilai skor ke I
N = banyaknya tanaman bagian
tanaman sampel yang diamati.
Z = skor tertinggi
Contoh Ordo serangga yang
berperan sebagai hama
:
1.
Ordo Orthoptera (bangsa belalang) = valanga
nigricornis, sexava nubile
2.
Ordo Hemiptera (bangsa kepik) = Leptokoriza lugens,
aphis craccivora
3.
Ordo Homoptera ( bangsa wereng) = Nilaparvata lugens
4.
Ordo Coleoptera (bangsa kumbang) = Phaidonia inclusa
5.
Ordo Lepidoptera (bangsa kupu-kupu) = tryporiza
innotata
6.
Ordo Diptera (bangsa lalat0 = Liriomiza hauidobrensis
7.
Ordo Thysanoptera (bangsa trips) = trips tabaci
Berdasarkan
cara menyerang tanaman serangga mempunyai cara berbeda-beda antara jenis satu
dengan yang lain tergantung tipe alat mulutnya. Tipe alat mulut ada 3 yaitu :
1.
menggigit dan mengunyah (mandibulate)
2.
menghisap/ menjilat (labellate)
3.
menusuk dan menghisap (haustelate)
Berdasarkan
cara merusak dan gejala kerusakannya hama
dikelompokkan :
1.
Hama
pemakan : tipe mulut mandibulate, bagian dimakan daun, batang akar.
2.
Hama penyebab puru
(bengkak) : hama
merusak dalam jaringan tanaman melalui jaringan muda. Puru terbentuk karena
adanya skresi dari hama
tersebut.
3.
Penggerek : merusak dengan jalan mengebor bagian tanman
dan hidup dalam bagian yang digerek.
4.
Hama penusuk penghisap :
biasanya tipe mulutnya penusuk penghisap, hama
manusuk lapisan epidermis dan menghisap cairan tanaman, sehingga bekas tusukan
timbul bercak-berca. Golongan ini juga berfungsi sebagai fektor penyakit.
5.
hama
pengorok : memakan daging daun dengan meninggalkan epidermisnya saja sehingga
daun akan tampak transparan.
6.
hama
penggulung : merusak dengan jalan menggulung bagian daun kemudian memakan dari
dalam gulungan.
makasih sangat bermanfaat khususnya di tempat kerja saya
BalasHapus