Sprayer adalah alat/mesin/bentuk mekanisme yang memecah suatu cairan/larutanaman
suspensi mnjd partikel- partikel kecil (butiran tetesan - dari oplets) yang halus dengan ukuran tertentu
dan disebarkan scara hidariolis, pneumatis, gravimetris/kombinasi dari cara tersebut,
serta didistribusikan scara seragam dengan penetrasi yang cukup keseluruh
bagian tanaman yang mengalami serangan/sebagai sumber serangan hama penyakit.
Macam-macam Sprayer :Ditinjau dari sumberdaya penggeraknya, sprayer
dibedakan menjadi 2 : sprayer yang
digerakkan dengan sumberdaya penggerak manusia dan sprayer yang digerakkan dengan
daya penggerak motor. Ditinjau dari ukuran dan prinsip kerjanya, sprayer dapat
digolongkan sebagai berikut: Hydariaulic
sprayer, Hydopneumatic sprayer, Blower sprayer, Aerosol generator (fog-machines).
Bagian-bagian utama dari sprayer :
a.
Tangki, untuk tempat bahan cair yang disemprotkan,
b.
Bagian yang menghsilkan tekanan terhadap cairan yang
akan disemprotkan.
Pada sprayer hidariolis, penekan cairan dengan mempergunakan pompa yang
berbentuk piston, roda gigi, pompa baling-baling yang mempergunakan impeller. Pada
sprayer yang mempergunakan udara bertekanan (pneumatic-sprayer) pompa penekan udara dapat berupa pompa tekan
hisap.
c.
Bagian yang membentuk butiran cairan halus (atomizing devices).
Bagian dari sprayer yang berfungsi untuk
memecah cairan menjada butiran-butiran halus, biasa disebut nozzle. Macam – macam nozzle antara lain
adalah gas-atomizing-nozzle, centrifugal/rotating-nozzle, dan pressure-nozzle. Ada tiga pressure-nozzle, yaitu : hollow
cone-nozzle, solid-cone-nozzle, dan fan-type-nozzle.
d.
Distribusi cairan (slang),
e.
Pengaduk/Agitator,
dipakai untuk mengaduk bahan cairan yang akan disemprotkan yang berujud emulsi/suspensi
bahan yang tidak dapat terlarut. Cara mengaduknya dapat scara mekanis/hidarolis.
f.
Bagian-bagian pelengkap terdiri atas:
1.
Petunjuk tekanan cairan tangki,
2.
Klep penutup,
3.
Tali penyandang dan lain-lain
Faktor - faktor yang mempengaruhi efektivitas penggunaan sprayer :
a.
Faktor yang berasal dari peralatanaman sendiri :
1.
Lebar nozzle
Makin lebar nozzle untuk tipe yang sama, maka penyebaran ukuran butirannya,
makin tdk seragam dan mempunyai ukuran butiran yang mjd lebih besar.
2.
Tekanan
Tekanan akan mempengaruhi ukuran
butiran cairan yang dihasilkan untuk suatu nozzle
yang sama. Makin besar tekanannya proses penumbukkan cairan pada waktu akan
keluar dari nozzle makin besar,
3.
Bentuk nozzle
Untuk tiap-tiap nozzle mempunyai ciri sendiri dalam hal pembentukkan ukuran
butirannya.
b.
Faktor yang ditentukan oleh cairannya
c.
Faktor-faktor luar :
1.
Kerapatan udara dan lengas nisbi udara berpengaruh
terhadap penguapan dan tahanan jatuhnya butiran.
2.
Angin/gerak udara, mempengaruhi ukuran penyebaran
butiran udara.
3.
Suhu udara mempengaruhi penguapan.
4.
Faktor yang dimiliki oleh tanaman, habitus, kerapatan
tumbuhan, tingkat pertumbuhan tanaman dan lain-lain.
5.
Pengukuran karakteristik kerja
Perhitungan untuk menentukan berapa jumlah bahan kimia yang diperlukan
dalam satuan liter/menit
![](file:///C:\Users\SDNHEG~1\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image002.gif)
q =
bahan kimia yang diperlukan,
lt/menit lewat 1 nozzle,
V =
kecepatanaman kerja, km/jam
B = lebar
kerja efektif, m.
N = jumlah
larutan bahan kimia, lt/ha
Kalau penghasilan cairan untuk setiap waktu tidak sama seperti pada hand sprayer tipe knapsack maupun pada sprayer
bertekanan udara dimana tekanan udara tidak dapat dibuat tetap, besarnya q
diperhitungkan :
![](file:///C:\Users\SDNHEG~1\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image004.gif)
Dimana a faktor
penghslan nozzle 0,50 – 0,70
Kalau nozzle-nya ganda / jumlahnya
lebih besar dari satu dipasang pada suatu batang, maka besarnya penghasilan :
q:kecepatanaman jalan x panjang lengan x jml volume larutanaman kimia yang
diperlukan per satuan luas tertentu.
![](file:///C:\Users\SDNHEG~1\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image006.gif)
Lebar kerja efektif merupakan lebar kerja penyemprotan optimal yang
menghslkan sebaran melintang volume per satuan luas yang lain seragam. Lebar
kerja penyemprotan adala antara jarak suatu garis lintasan penyemprotan dengan
lintasan garis berikutnya, sebelahnya. Untuk memperoleh lebar kerja yang
efektif, pengambilan garis lintasan berikutnya dilakukan sedemikian rupa sehingga
terjadi saling tumpang tindih (overlapping)
antara penyemprotan yang terdahulu dengan penyemprotan berikutnya sehingga ketidakseragaman
yang dihslkan oleh satu pola penyebaran ditutup dengan pola penyebaran
berikutnya.
Cara mencari lebar kerja efektif :
Dicari pola penyebaran melintang dari satu lintasan penyemprotan dengan
cara mencoba menyemprotkan sprayer diatas suatu deretan melintang alur-alur
penampang dalam jangka waktu tertentu. Masing-masing tampang dari setiap alur
dikumpulkan dan diukur volumenya (misalnya Xi, dimana i adalah nomer urut alur
penampang dari kiri ke kanan / sebaliknya). Maka didapatkan pola penyebaran
melintang dari harga-harga xi dari i = 1 sampai I = n, dimana n adala nomor
terakhir alur yang menampung semprotan.
Pola yang didapat tadi dianalisa untuk mendapatkan lebar efektifnya dengan
dua cara yaitu scara grafis dan scara statistik.
a.
Secara grafis
1.
Dibuat grafik yang menggbrkan pola penyebaran (absis adalah
i, ordinat adalah Ki),
2.
Dicoba suatu lebar kerja tertentu yaitu digambar lagi
pola-pola tadi di sebelahnya setelah digeser selebar, lebar – kerja percobaan
tadi.
3.
n alur gabungan (overlapping)
dari penyemprotan dengan lebar kerja yang dicoba tadi diperoleh dari menjumlahkan
harga x yang ada pada setiap titik, dan hasilnya digambarkan.
4.
Keseragaman / kerataannya dari gambar hasil penjumlahan
di atas.
5.
Dicoba-coba lagi untuk lebar kerja yang lain sehingga didapatkan
gambar grafik yang dilihat/diperkirakan paling seragam.
6.
Setelah diperoleh maka lebar kerja yang menghasilkan
grafik yang paling seragam tadi adalah lebar kerja efektifnya.
b.
Secara statistik
Cara seperti pada cara grafik tadi yaitu
dicoba pada berbagai lebar kerja dan pola gambarnya diperoleh dari penjumlahan
tumpang tindihnya. Hanya bedanya pemilihan lebar kerja yang efektif tidak hanya
didasarkan pada perkiraan gambar, tetapi didasarkan pada hasil perhitungan suatu besaran kuantitatif yang
dinamakan koefisien variasi, dimana koefisien variasi :
![](file:///C:\Users\SDNHEG~1\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image008.gif)
1.
Harga CV tadi dibanding-bandingkan untuk berbagai
percobaan lebar kerja dengan membuat daftar lebar kerja dan CV.
2.
Lebar kerja efektif dipilih dari lebar kerja dengan CV yang
minimum (paling merata).
3.
Lebar kerja = n x b,
4.
b = lebar 1 alur
Posting Komentar untuk "SPRAYER"