A. Pembibitan
Bibit
dapat berasal dari pembiakan generatif, vegetatif, dan kultur jaringan.
Umumnya, pembibitan yang berasal dari vegetatif dan kultur jaringan lebih cepat
dapat dipetik hasilnya dari pada pembibitan dengan cara generatif.
1.
Persyaratan Benih
Bibit
dari subang bibit yang baik menghasilkan bunga berdiameter minimum 2,5 cm,
kecuali untuk kultivar Golden Boy yang cukup berdiameter 1 cm. Bibit harus
dipilih yang sehat, tidak cacat. Bibit vegetatif yang baik yang mempunyai daya
kecambah lebih dari 90%. Bibit generatif harus berasal dari induk dengan
pertumbuhan baik dan cukup umur.
2.
Penyiapan Benih
Perbanyakan
generatif gladiol dengan biji, digunakan untuk mendapatkan kultivar baru bukan
untuk tujuan bibit produksi. Biji didapat dengan cara penyerbukan buatan
dibantu manusia.
Perbanyakan
vegetatif gladiol dilakukan dengan menggunakan umbi (anak subang), bibit belah
(subang belah), kultur jaringan maupun suspensi sel. Umbi dan anakan umbi
diambil dari tanaman yang sudah dipanen. Teknik kultur jaringan merupakan salah
satu cara alternatif untuk menanggulangi kendala-kendala dalam perbanyakan
secara konvensional. Bibit (subang) yang dibutuhkan untuk 1 hektar lahan adalah
sekitar 213.063 buah.
Subang
dan anak subang yang akan dijadikan bibit tidak dapat segera tumbuh bila
ditanam meskipun pada lingkungan tumbuh yang cocok dan optimal, karena
memerlukan masa dormansi. Selama masa dormansi subang dan anak subang yang
telah kering disimpan ditempat yang beraliran udara baik dan terhindar dari
cahaya matahari langsung. Subang yang telah dipisahkan dari batangnya disimpan
selama ± 2 minggu.
3.
Teknik Penyemaian Benih
Biji
gladiol dapat langsung disemai, tanpa mengalami masa dormansi, biji akan
berkecambah setelah 7-12 hari. Daun yang tumbuh dari biji hanya berjumlah 1-2
helai. Tanaman tumbuh sampai kira-kira 5 bulan dan menghasilkan anak subang
yang berdiameter kurang dari 1 cm. Anak subang ini kemudian memasuki masa
dormansi.
4.
Pemeliharaan
Pembibitan/Penyemaian
Penanaman
gladiol dengan bibit anak subang yang baru muncul dari stolon yang
menghubungkan subang induk dengan subang baru. Perbanyakan dengan menggunakan
anak subang yang berdiameter sekitar 1,0 cm memerlukan 2 kali penanaman untuk
mencapai ukuran subang yang dapat menghasilkan bunga. Penanaman pertama dari
anak subang tersebut memerlukan waktu sekitar 4 bulan hingga panen subang
kecil.
Subang
kecil hasil panen pertama akan berdiameter sekitar 2 cm. Subang kecil setelah
dipanen akan mengalami masa dormansi minimal 3,5 bulan. Setelah masa dormansi
terlewati, subang kecil dapat ditanam kembali. Waktu yang diperlukan untuk
penanaman kedua kira-kira sama dengan waktu penanaman pertama. Subang dari
panenan kedua akan berdiameter 3 cm dan merupakan bibit yang siap berbunga.
Untuk rata-rata setiap kultivar gladiol, anak subang yang berdiameter sekitar 1
cm akan menjadi subang bibit yang siap berbunga dalam waktu 16 bulan.
5.
Pemindahan Bibit
Bibit
gladiol siap ditanam bila sudah melewati masa dormansinya dengan ciri munculnya
akar berupa tonjolan kecil berwarna putih melingkar dibagian bawah subang. Pecahnya
dormansi juga ditandai dengan munculnya mata tunas. Bila tunas mencapai tinggi
1 cm, maka subang siap ditanam. Penanaman yang terlambat menyebabkan tunas
semakin tinggi dan akar semakin panjang, sehingga akan terjadi kerusakan akar
pada waktu penanaman,
B. Pengolahan
Media Tanam
1.
Persiapan
Lahan
yang akan di tanami gladiol perlu di ukur pH tanahnya. Bila sesuai dengan pH
tanah yang disyaratkan, lakukan pengukuran luas lahan yang akan ditanami.
Kemudian analisa jenis tanah, apa bila lahan tersebut sebelumnya pernah
ditanami gladiol sebaiknya tanah didiamkan minimal selama satu tahun.
2.
pembukaan Lahan
Lahan
yang telah dianalisa, diukur dan dibersihkan dari gulma, batu-batuan, serta
tanaman liar lain, kemudian bajak dan dicangkul sampai gembur. Pengolahan lahan
sebaiknya dilakukan 2 minggu sebelum tanam.
3.
Pembentukan Bedengan
Bila
pemanenan bunga dilakukan setiap saat, maka lahan yang digunakan sebaiknya
dibuat beberapa petak. Pemetakan lahan dimaksudkan agar dapat diatur mana untuk
lahan yang akan diolah, ditanami, dan
dipanen. Pada setiap petakan dibuat selokan (saluran air), agar drainase baik
dan tanaman dapat tumbuh dengan subur. Lahan selanjutnya diberi pupuk dasar
agar tanah tidak kekurangan unsur haranya.
Luas
arel petakan dibuat sesuai dengan kebutuhan, Bila kebutuhan pasar sebanyak
1.000 tangkai setiap dua minggu, maka dibutuhkan lahan seluas 600 m2.
Lahan dibuat menjadi 7 petak dengan luas setiap petak 72 m2.
4.
Pengapuran
Pengapuran
dilakukan pada tanah yang memiliki derajat kemasaman tanah (pH) kurang dari
5,5.
5.
Pemupukan
Pemberian
pupuk dasar dilakukan pada saat tanam. Pupuk yang diberikan adalah yang
mengandung unsur N, K, Ca dan P, yang diberikan sesuai dosis yang dianjurkan.
C. Teknik
Penanaman
1.
Penentuan Pola Tanam
Tanaman
gladiol dapat ditanam dengan sistem guludan atau tanpa guludan. Jika pengairan
menggunakan cara leb, maka penanaman sebaiknya dengan guludan agar air irigasi
tidak merusak struktur tanah. Beberapa hal yang perlu diketahui dalam cara
penanaman adalah tempat dan waktu penanaman serta jarak dan kedalaman tanaman.
Tempat penanaman gladiol harus terkena cahaya matahari langsung. Atap plastik
yang tembus cahaya dan bersih digunakan untuk menghindari kerusakan akibat
hujan. Jadwal penanaman disesuaikan dengan kebutuhan berkisar antara 60-80
hari, karena umur tanaman tergantung pada kultivarnya.
2.
Pembuatan Lubang Tanam
Lubang
tanam dibuat dengan mencangkul lahan sedalam 10-15 cm, untuk subang berdiameter
³ 2,5 cm.
3.
Cara Penanaman
Subang
ditanam setelah masa dormansi sekitar 3,5 bulan. Cara penanaman dengan guludan,
yang disesuaikan dengan kedalaman tanam subang gladiol. Bila kedalaman 10-15
cm, maka tinggi guludan dibuat ³ 15 cm dengan anggapan bahwa lapisan
tanah atas lambat laun akan menurun. Bila dilakukan tanpa guludan maka sering
kali tanaman rebah atau tangkai bunga bengkok yang menyebabkan turunnya
kualitas bunga.
Kerapatan
tanaman perlu diperhatikan karena menentukan kekekaran tanaman dan kualitas
bunga. Jika jumlah tanaman per meter persegi terlalu banyak, maka tanaman akan
menjadi lemah dan panjang. Semakin kecil diameter subang maka kerapatan tanam
semakin besar. Untuk anak subang berdiameter kurang dari 1 cm, biasanya ditanam
dalam barisan pada guludan. Jarak tanam untuk subang berdiameter ³ 4 cm adalah 20 x 20 cm sedangkan
untuk subang yang berdiameter lebih kecil ditanam lebih rapat.
Dalam
menentukan kedalaman tanam yang perlu diperhatikan adalah tekstur tanah dan
waktu tanam. Pada tekstur tanah yang berat, (tanah liat dan berlempung) subang
harus ditanam lebih dangkal dari pada tanah yang ringan dan berpasir. Pada
musim kemarau subang ditanami lebih dalam dibanding musim penghujan. Suhu tanah
akan lebih rendah pada tempat yang lebih dalam. Letak bibit yang dangkal,
terutama pada tanah berpasir, akan mengakibatkan tanaman mudah rebah.
4.
Pemberian Ajir
Pemberian
ajir pada tanaman bunga gladiol dilakukan apabila tanaman rebah atau tangkai
bunga bengkok yang menyebabkan turunnya kualitas bunga. Hal ini dapat terjadi
bila penanaman bunga dilakukan tanpa menggunakan guludan.
D. Pemeliharaan
Tanaman
1.
Penyiangan
Penyiangan
gulma pada pertanaman anak subang penting karena gulma dapat menutupi
pertumbuhan anak subang sehingga pertumbuhan terhambat dan menyulitkan dalam
pemanenan. Penyiangan biasa dilakukan sebelum pemberian pupuk N (saat berumur sekitar 25 hari setelah tanam) dan
dilakukan tiga kali dalam satu siklus tanaman.
2.
Pembubunan
Pembubunan
dilakukan bersamaan waktunya dengan penyiangan, untuk menjaga agar subang baru
yang tumbuh tidak terlihat di atas tanah.
3.
Pemupukan
Tanaman
gladiol memerlukan pemupukan agar tanaman tumbuh cepat dan berproduksi dengan
baik. Jumlah pupuk yang diberikan sangat bervariasi tergantung pada tekstur
tanah, keadaan lingkungan, curah hujan, pengairan dan kandungan hara di dalam
tanah. Pada tanah berpasir, diperlukan pemupukan lebih sering terutama pada
musim penghujan. Pemupukan dilakukan dua kali (umur 20 hari dan 45 hari setelah
penanaman).
Dosis
pemupukan gladiol 90-135 kg N (diberikan sebagian dalam bentuk nitrat, sebagian
lagi amonium), 90-180 kg P (sebagai P2O5) dan 110-180 kg
K (sebagai K2O) per hektar pada tanah berpasir. Pupuk diberikan
tidak sekaligus, pertama saat tanam, ( pupuk K dan P), setelah tanam membentuk
2-3 helai daun diberikan pupuk N sepertiga dosis. Pemberian pupuk N kedua dan
ketiga masing-masing dilakukan pada saat mulai terbentuknya primordia bunga dan
setelah panen bunga. Pemupukan terakhir sangat penting guna pembesaran subang
dan pembentukan anak subang. Pupuk yang digunakan biasanya TSP dan Urea, masing-masing
sebanyak satu sendok teh untuk setiap tanam.
4.
Pengairan dan penyiraman
Pengairan
harus diperhatikan karena drainase berpengaruh terhadap tanaman. Penyiraman
dilakukan hanya apabila tanah mulai kering (musim kemarau).
5.
Waktu Penyemprotan Pestisida
Kerusakan
tanaman gladiol dapat disebabkan oleh hama
atau penyakit, yang dapat diatasi dengan pestisida yang tepat. Penanggulangan
serangan hama
digunakan pestisida padat (Aldikarb), dengan dosis 300 gram/100 m2 air.
Digunakan pestisida cair (Permetrin dan deltametrin) dosis 5 cc per 100 m2.
Pemberantasan penyakit digunakan pestisida Procymidon, dosis 5 gram/100 m2,
atau Kaptofol, dosis 400 gram/100 liter air. Pemberian pestisida sebaiknya
setelah tanaman berumur 50 hari.
Posting Komentar untuk "TEKNIS BUDIDAYA TANAMAN GLADIOL (Gladiolus hybridus)"